Ayam Yang Dipenggal Kepalanya Masih Bertahan Hidup Selama 18 Bulan
Pada 10 September 1945, Lloyd Olsen dan istrinya, Clara, memotong ayam-ayam di lahan pertanian mereka di Fruita, Colorado. Olsen yang berperan memenggal kepala unggas-unggasnya, sementara sang istri kemudian bertugas membersihkannya. Namun, salah satu dari 40 atau 50 ayam yang dipotong oleh Olsen pada hari itu tidak berperilaku seperti yang lain.
"Yang lain jatuh pada akhirnya, sementara yang satu di antaranya masih hidup, bangun, dan berjalan-jalan," kata cicit dari suami-istri tersebut, Troy Waters, di sebuah peternakan miliknya di Fruita. Ayam tersebut menendang dan berlari, serta tidak mau diam.
Bagaimana ayam itu dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama?
Yang mengejutkan bagi Dr Tom Smulders, seorang ahli ayam di Pusat Perilaku dan Evolusi di Universitas Newcastle, si ayam tidak mengalami pendarahan sampai mati. Adapun soal ayam itu dapat terus hidup tanpa kepala, Smulders lebih mudah menemukan penjelasannya.
Bagi seorang manusia, kehilangan kepala juga kehilangan otak. Bagi seekor ayam, itu sedikit berbeda. "Anda akan takjub bagaimana otak kecil ini berada di bagian depan kepala seekor ayam," kata Smulders. "Terkonsentrasi di bagian belakang tengkorak, di belakang mata," ujar dia.
Laporan menunjukkan bahwa paruh, wajah, mata, dan telinga Mike hilang karena dikampak. Namun, Smulders memperkirakan bahwa 80 persen dari massa otaknya dan hampir semua yang mengontrol tubuh ayam itu, termasuk detak jantung, bernapas, rasa lapar, dan pencernaan masih ada.
Ini menunjukkan bahwa Mike bertahan hidup karena seluruh sistem otaknya masih berada di tubuhnya. Dalam sains disebutkan bahwa batang otak menjadi bagian dari seluruh otak.
"Sebagian besar otak unggas seperti yang kita ketahui dapat disebut sebagai batang otak," kata Smulders.
(Dream.com / mkz)
Post a Comment